Si Banjar & Si Jawa
Di pagi yang cerah angin sepoi-sepoi menerpa sejumput dedaunan mawar di pinggiran jalanyang tatkala itu sang mentari mulai memancarkan sinar cerahnya, walau awan sedikit tampak mendung, bayang-bayang dahan pepohonan mulai terlihat melindungi tanah dari panasnya sinar matahari.
Si Banjar sedang jalan-jalan di kampung Si Jawa, waktu itu Si Banjar sedang asik menikmati pemandangan kampung nan elok itu, tak di sengaja mata Si Banjar melihat pohon mangga yang ranum-ranum buahnya, Si Banjar tergiur dengan buah mangga tersebut, rupanya pohon mangga itu adalah milik Si Jawa. Di halaman Si Jawa memang banyak terdapat pohon buah-buahan seperti, Mangga, Rambutan, dan Nangka.
Si Banjar tak tahan melihat buah Mangga yang ada di halaman Si Jawa, akhirnya Si Banjar memutuskan untuk mengambil salah satu buah mangga milik Si Jawa, Si Banjar Pun mencari akal agar bisa mengambil salah satu buah mangga milik si Jawa, si Banjar pun memutuskan untuk mengambil mangga Si Jawa menggunakan tangga, di carinya tangga yang agak tinggi untuk mengambil Mangga milik Si Jawa. Akhirnya Si Banjar mendapatkan tangga yang di inginkannya, segeralah ia memanjat pohon mangga milih Si Jawa, Si Banjar mengambil beberapa buah mangga yang ranum dan harum, puas keinginanya terpenuhi Si Banjar bergegas turun dan segera meninggalkan TKP/
Di perjalanan Si Banjar tersenyum puas sambil memegang buah mangga yang di idamkannya tersebut. Dalam perjalanan pulang, Si Banjar bertemu Si Jawa, Si Banjar cepat-cepat menyembunyikan mangga-mangga tersebut di balik bajunya. Si Jawa menyapa Si Banjar terlebih dahulu
“monggo mas” salam dari si Jawa
“ ohh iya iya mangga mas” ucap Si Banjar gemetar
Dalam hati Si Banjar berkata “lohh kok dia bisa tau ya kalau aku sedang bawa mangga??????? Jangan-jangan dia dah tau kalau aku maling mangga di rumahnya, aduhhay bahaya nieh!”
Dengan perasaan yang kurang enak Si Banjar kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah, beberapa menit kemudian Si Banjar sampai di rumah. Si Banjar tak sabar ingin melahap mangga-mangga hasil curianya
“aku handak makan ni mangga yang lezat ini hahaha”
Si Banjar pun melahap habis mangga-mangga tersebut, ia pun kekenyangan
“aduhay kenyang banarna” ucap Si Banjar puas
Di lain pihak Si Jawa memandangi pohon mangganya yang sepertinya ada keganjilan, mengapa ada tangga di pohon mangganya? Dan ia kembali melihat buah mangga yang ada di pohon tersebut, “kenapa berkurang ya?” gumam Si Jawa
***
Keesokan harinya Si Banjar kembali ngidam mangga!, ia pun segera mengambil sepeda dan langsung menuju rumah Si Jawa, sesampainya di sana Si Banjar ingin kembali mengambil buah mangga milik Si Jawa, kembali ia mencari tangga untuk digunakan memanjat pohon mangga milik Si Jawa . . .setelah berhasil mendapatkan mangga-mangga itu, ia pun segera bergegas pulang, lagi-lagi di perjalanan ia kembali bertemu Si Jawa, seperti kemarin Si Jawa menegur Si Banjar terlebih dahulu.
“monggo mas” salam dari si Jawa
“ ohh iya iya iya mangga mas mangga” ucap Si Banjar lebih gemetar
Dalam hati Si Banjar berkata “lohh kok dia bisa tau ya ?? jangan-jangan dia tau kalau aku habis maling di rumahnya?? Kenapa dia ga marah ya??? kalau aku sedang bawa mangga??????? Jangan-jangan dia dah tau kalau aku maling mangga di rumahnya, aduhhay bahaya nieh parah wall!”
Sambil mengayuh pedal sepedanya Si Banjar melaju kencang menuju rumahnya dengan perasaan tidak enak dan serba salah. Sesampainya dirumah Si Banjar pun langsung memakan buah mangga hasil curiannya.
Di lain pihak Si Jawa kembali memandangi pohon mangganya yang sepertinya ada keganjilan, mengapa lagi-lagi ada tangga di pohon mangganya? Dan ia kembali melihat buah mangga yang ada di pohon tersebut, “kenapa semakin berkurang ya?” gumam Si Jawa keheranan
***
Keesokan hari Si Banjar ingin sekali memakan buah! Tapi ia tampaknya bosan dengan mangga, kali ini ia ingin mengambil buah nangka yang ada di kebun milik Si Jawa, lagi ia bergegas ke kampung Si Jawa menggunakan sepeda bututnya. Sesampainya di sana Si Banjar kembali mencari tangga yang akan di gunakan untuk memanjat pohon nangka milik Si Jawa, ketika itu Si Banjar bingung ingin mengambil nangka yang mana, alhasil ia pun melihat nangka yang besar dan ranun tampaknya, tak pelak Si Banjar pun langsung mengambilnya.
Si Banjar pun puas atas apa yang di dapatnya, secepatnya ia pulang, seperti kemarin ketika di jalan Si Banjar lagi-Lagi bertemu dengan Si Jawa, secepatnya Si Banjar menyembunyikan Nangka di dalam kantong plastic berwarna hitam, kali ini Si Jawa bersama teman-temanya dan menyapa satu sama lain.
“Monggo mas” ucap Si Jawa dan teman-temannya kepada Si Banjar
Dalam hati Si Banjar berkata “loh padahal yang aku bawa ini nangka, kenapa dia masih bilang monggo ya, ,waduhh kada beres nihh” Si Banjar menduga bahwa Si Jawa akan mengetahui kalau ia mengambil mangganya tempo hari. Beberapa saat kemudian Si Banjar segera mengayuh sepedanya kembali dengan gemetar tanpa menyahut salam dari Si Jawa, ketika jarak Si Banjar dan Si Jawa sudah lumayan jauh, Si Banjar berteriak kepada Si Jawa.
“ WOYY KALIAN SEMUA. . .YANG KU BAWA INI LAIN MONGGO, ,TAPI NONGKO!!!! HAHAHA “ Teriak Si Banjar
Si Jawa dan kawan-kawannya keheranan ada apa gerangan Si Banjar berteriak seperti tadi .. .?? si Jawa ga connect :D
By Totok Orisa M
Sekolah SMA N 2 Samarinda