Pagi ini aku melangkahkan kaki dengan bersemangat, kutapaki bumi ini yg merupakan hasil maha karya Allah Yang Maha Kuasa,dengan seulas senyum yg kusunggingkan dibibirku maka lengkaplah sudah hari ini.Perkenalkan, namaku Putih, aku seorang anak yg masih duduk di bangku smp. Namun pagi ini aku melakukan aktivitasku seperti biasa, yaitu bekerja demi membantu meringankan beban ornag tuaku.
" Pagi Putih" sapa suara yg tak asing lagi di telinga ku.
Benar saja itu suara dari rekan sekerjaku, tentu saja dia lebih senior dari pada aku.
" Pagi Mas, kita kerja dulu yah"
" tetep semangat aja hari ini, kayak biasa ya!!"
" iya dong, biar setiap harinya putih dapat berkah dari Allah"
" amiinnn"
Dengan langkah yg tetap semangat ku raih kain pel dan sim salabim dalam kedipan mata ruangan di rumah makan itu bersih, oh iya tentu saja!! Aku kerja sebagai tukang pel di sebuah rumah makan yang cukup sederhana. Walaupun gaji/upahnya tidak seberapa tapi aku ikhlas melakukan semuanya.
Siang harinya aku bersiap pergi kesekolah, dengan terburu-buru aku berlarian pergi karena sekolahku lumayan jauh tapi masih bias ditempuh dengan berjalan kaki. Ingin juga dalam hati aku bisa memiliki sepeda agar aku tidak terlalu lelah berlari.
“ telat lagi nih put??” sapa teman sebangkuku yg sudah taka sing lagi dengan keadaanku yg sering ngos-ngosan karena berlari mengejar waktu.
“ iya nih, sumpah capek banget”
“ kamu sih nekat masih smp udah kerja”
“ gimana lagi ini semua aku lakuin demi orang tuaku, hitung-hitung ngurangin beban ortu aku”
“ kamu hebat deh put, aku salut sama kamu!! Dua jempol deh buat kamu”
Perbincangan yg hangat tersebut diputus oleh kedatangan guru yg akan siap menanamkan benih-benih ilmu yg akan siap kami pupuk hingga memberi hasil yg memuaskan dan menandakan bahwa perjuangan kami sekarang ini tidak sia-sia.
Aku bekerja karena ingin membuat ortuku tidak terbebani, tapi tidak ada alas an karena bekerja aku jadi malas belajar bahkan aku sekarang ini sedang mengejar program beasiswa yg akan ditentuin sebentar lagi. Dengan begitu beban ortu ku akan semakin ringan dan mereka tak perlu pusing-pusing mikirin biaya sekolahku yg lumayan berat. Semua lamunanku yg jauhnya sudah sampai Hawai terbuyarkan oleh ketukkan dari pintu kamarku yg hanya berukuran 5x5 meter tapi biar sempit tapi inilah tempat ternyamanku, suara ibu melanjutkan ketukan tersebut.
“ Putih, sudah malam nak. Cukup belajarnya nanti kamu kecapekan”
“ iya bu, ini putih udah mau tidur” sahutku dari dalam kamar
“ yasudah, selamat malam sayang” ucapan itu selalu menumpas habis semua keletihanku sepanjang hari dan mngantarkanku pada tidur yg nyaman.
Hari ini adalah hari yg kutunggu-tunggu, betul sekali hari ini adalah pengumuman siapa yg berhasil meraih beasiswa tahun ini. Rasa takut dan gugup menyelimuti seluruh hatiku, Rasti temanku mencoba menenangkan kegalauanku dengan menggemgam erat tanganku yg sudah sedingin mayat. Serak-serak bunyi suara guru yg bertugas mengumumkannya mulai terdengar.
“baiklah anak-anak, kita ada disini karena ibu mau mengumumkan tentang siapa yg berhasil meraih beasiswa berprestasi tahun ini dan yg terpilih ada 5 orang, yaitu….”
Jantungku semakin kencang berdegup, nama pertama, kedua, dan sampai keempat aku tak mendengar satupun namaku di sebutkan oleh guru.
“ dan ini yg terkahir, yg berhasil mencapai nilai tertinggi dengan jumlah 655 dalam tes beasiswa adalah………………………………. Putih Rahayu”
Berdecap aku ketika sadar namaku disebutkan dan mendapat nilai tertinggi, Alhamdulillah Ya Allah. Beribu rasa syukur ku ucapkan, ini adalah kado terindah yg ingin ku berika kepada kdua orang tuaku selam ini dan Allah mengabulkan harapn terbesarku Terima Kasih Ya Allah.
Dengan langkah riang aku pulang kerumah, di depan kulihat ada sebuah sepeda warna biru yg sangat bagus, punya siapa? Pikirku. Kuketuk pintu dan kuucapkan salam,seketikan aku disambut ayah dan ibu denganwajash riang pula tak kalah dengan wajahku.
“ Putih ayah punya kado untukmu, ini ayah berhasil belikan kamu sepeda dari uang hasil tabungan ayah” mendengar itu air mataku jatuh terharu mendengar betapa ortuku sangat menyayangiku.
“ ayah, Putih juga punya kado buat ayah” sambil terisak aku megeluarkan amplop yg berisi uang sebesar Rp. 3.000.000,- dan kuberikan kepada ayah. Aku melihat sedikit kebingungan ketika menerima amplop dariku, namun setelah melihat isinya ekspresi ayah berubah menjadi terkejtu.
“ MasyaAllah Putih, kamu dapat darimana uang sebanyak ini???”
“ ayah tidak usah takut Putih tidak mencuri kok”
“terus uang darimana kamu nak???”
“ itu kado buat ayah dan ibu dari Putih, Putih berhasil dapat beasiswa berprestasi dari sekolah”
“ Subhanallah, Alhamdulillah, Maha Pemurah Allah” puji-pujian terlontar dari mulut ibuku
“ itu kado dari Allah melalui Putih untuk tanda terima kasih karena kegigihan ayah dan ibu dalam merawat Putih dan Putih juga selama ini telah mendapat kado terindah dari Allah yaitu ayah dan ibu”
“ kamu juga adalah kado terindah buat kami Putih” secara bersamaan ayah dan ibu memelukku erat
“ Putih sayang ayah dan ibu”
Air mata ini tanda syukurku padamu Ya Allah, Engkau Maha Adil. Kau takkan berikan cobaan diluar kemampuan umat-Mu. Dan terima kasih Engkau telah memberikanku sepasang malaikat yg sangat menyayangiku yaitu ayah dan ibuku. God You’re the biggest and only You have a Perfect, Allahu Akbar !!!!
By Nurhayati
SMA Negeri 15 Palembang