Astaghfirullah...
Aku Gagal Lagi
Oleh : Nur Aisyah Putri
SMA N 1 Payakumbuh
Mungkin, biasanya masalah yang dominan dan sering dihadapi remaja seusiaku adalah masalah pacaran dan masalah persahabatan, tapi lain denganku yang selalu berkemulut dalam masalah keuangan
Aku bisa dikatakan orang kepercayaanlah bagi guru – guru, teman – teman dan orang – orang sekitarku. Mengingat penampilanku yang muslimah sekali, mulai dari baju yang serba longgar ku pakai (sesuai dengan ketentuan agama islam), jilbab panjang, dan tidak sedikitpun celah untuk autratku terbuka. Tapi … sayang semua kepercayaan itu luntur dan tidak bisa kembali lagi seperti sedia kala, hanya di karenakan aku yang tidak bisa mengurus pengeluaran alias uang jajan ku sehari – hari.
Berawal dari pembayaran uang komite sekolah bulan pertama di SMA ini, orang tuaku memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada ku untuk membayarkan langsung ke bendahara sekolah. Niatku memang memang harus membayarkan uang ini, ke bendahara sekolah supaya uang komite tidak menumpuk dan orang tuaku tidak susah membayarnya. Lagian aku juga bukan tipe cewek yang suka shoping – shoping tidak jelas dengan teman – teman atau makan bakso sambil menggosip diwarung baksonya Pak Ateng.
Tapi, sebenarnya uang itu aku pakai buat berobat karena, kata dokter aku mengindap penyakit tukak lambung , tapi masih bisa diatasi dengan minum obat rutin setiap hari dan yang pasti, harga obat itu sangat mahal bagi remaja seusiaku yang hanya dengan uang jajan Lima Puluh ribu rupiah per minggu, sedangkan untuk menebus resep obat dari dokter memerlukaan uang Tujuh Puluh ribu rupiah.
Ketika mendengar berita itu dari dokter aku berusaha untuk tenang , tapi usahaku tidak membuahkan hasil. Air mataku mulai meleleh di pipiku karena , berita ini seperti petir yang menyambarku secara tiba – tiba.
Hari itu memang hari yang sangat menyedihkan dan sangat memukul bathinku karena mulai dari hari itu juga, aku baru pertama kali mengukir sejarah berbohong kepada ke dua orang tuaku. Hal itu ku lakukan karena hanya memikirkan bagaimana orang tuaku tidak susah memikiraknku yanglagi sakit, dan tidak memberatkan ke dua orang tuaku untuk membeli obat yang harus dikeluarkan setaip dua minggu sekali. Karena aku sadar beban orang tuaku sudah banyak dan sangat berat aku tidak mau menambah – nambah beban orang tua ku lagi. Aku sayang ke dua orang tuaku.
Uang yang diberikan orang tuaku untuk membayar unag komite, tidak jadi aku bayar. Karena uang itu aku belikan untuk obat yang di beri resep oleh dokter, yang kata dokter itu aku harus minum rutin obat itu selama delapan minggu, berarti obat itu habis satu kali tebus, untuk dua minggu. Jadi , kesimpulannya aku harus menebus obat empat kali ke opotek dengan satu kali menebus membutuhkan biaya tujuh puluh ribu rupiah, berarti empat dikali tujuh puluh ribu rupiah adalah dua ratus delapan puluh ribu rupiah. Itupun jika pengobatan ini berhasil selama delapan minggu, tapi jika tidak berhasil aku harus minum dua belas minggu. Astaghfirullahalazim aku sangat pusing memikirkan semua cobaan ini. Sampai dinginnya malam membawaku berdermaga ke Dunia lain.
Tepat jam tiga dini hari, aku terbangun dan kembali berada di Dunia nyata, aku langsung mendirikan ibadah lail (shalat tahajud). Alunan doa – doa diselimuti dengan tangisan ku menghadap sang Illahi mengadu akan tersiksanya bathinku saat ini, karena aku tau dan sadar hanya Sang Khalik lah yang bisa menolongku, jika ingin berbagi ke sahabat aku tak punya sahabat yang bisa di percayai untuk tempat curhat, berbagi dengan pacar??? Hmm... aku belum memiliki sama sekali seorang pacar, mengadu kepada orang tuaku jelas – jelas merahasiakan semua ini dari mereka. Atau konsultasi ke Guru BK??? Hmmm... aku orangnya anti BK.
Ya... itulah hari – hariku, setelah mendengar berita yang memukul bathinku dari dokter. Hari – hariku di penuhi kebohongan untuk menyembunyikan semua masalahku dari semua orang termasuk ke dua orang tuaku. Dan yang penting, sebelum ujian semester satu berlangsung, aku berhasil menyembunyikan semua itu. Tapi.. benar kata pepatah “bau bangkai pasti akan tercium juga, bagaimanapun cara menyembunyikannya”.
Tepat Bulan Desember, tanggal 17 di sekolahku membagikan nomor ujian untuk ujian semester satu. Dan Wakil Kurikulum pun mengumumkan, semua kewajiban harus lunas kalau masih ada tunggakan, otomatis tidak bisa diikut sertakan ujian. Sontak, tubuhku gemetaran dan kaget setengah mati mendengar berita ini semua, karena aku masih ada tunggakan uang komite Dua bulan .
Aku langsung lari ke WC, untuk memikirkan cara bagaimana semua ini, selesai. Hanya di sinilah aku bisa memikirkan dengan tenangm soalnya tidak ada satupun orang yang akan mencurigaiku. Disuatu sisi aku tidak bisa memberitahu orang tuaku semua ini, tapi disisi lain aku gak mau dilarang ikut ujian, gara – gara belum bayar uang komite dua bulan. Hufft ... fikiranku buntu karena ku gak punya tabungan sama sekali untuk uang Rp 450.000,00.
Karena tak punya penyelesain sedikitpun, aku keluar dari WC. Dan terpaksa langsung menelfon orang tuaku, dan menceritakan semua yang telah terjadi. Mendengar semua itu, orangtuaku kaget dan tak dapat di pungkiri, orang tuaku sangat kecewa dengan semua sikapku. Mugkin, inilah yang dinamakan dengan orang tua yang kasihnya tak pernah usai, walaupun sedang kecewa berat tapi, dia tetap mau datang ke sekolah ku untuk menyelesaikan semua masalah yang telah ku perbuat.
Ternyata, orang tuaku juga ditanya Wali Kelas ku dan tentunya orang tuaku menceritakan semua itu kepadanya. Akhirnya, aku bisa juga ikut ujian walaupun dengan berat hati, menerima kenyataan orang tuaku kecewa denganku dan baru pertama kali ini juga aku mengecewakan orang tuaku.
Setelah semua peristiwa memilukan dan mengecewakan itu terjadi, aku berniat dan bertekad dengan kuat untuk menebus semua kesalahan ku. Aku akan mengembalikan kepercayaan orang tuaku, guruku ( Wali Kelasku ). Aku berusaha dengan berhemat habis – habisan. Tapi... aku gagal!!! Karena aku mudah tergoda dengan novel – novel terbaru, dengan judul – judul yang menarik hatiku untuk membaca dan memilikinya. Ya... pada intinya, aku tergoda dan tergoda lagi, sampai- sampai uang jajanku tak bisa aku pertahankan untuk mengembalikan uang orang tuaku yang telah aku habiskan.
Langkah kedua, aku berusaha untuk punya penghasilan sendiri, dengan jalan menjual pulsa, tapi.. aku gagal !!! karena uang keuntungan dari, penjualan pulsa di sekolah aku bayarkan
ke uang buku bahan ajar sekolah, karena aku udah sungkan untuk memintanya, ke orang tuaku karena aku sadar dan tau diri , aku sebagai anak, tidak akan mengecewakan orang tuanya untuk ke dua kalinya!!! Karena kalau aku melakukan itu, berarti aku sama saja dengan menjatuhkan tubuhku kemulut Buaya! Setelah bisa keluar dari mulut Singa.
Walaupun usaha ke dua ku gagal lagi.. aku tidak menyerah!! Aku lanjut dengan semangat ’45 ke langkah ke tiga. Aku berusaha pulang sekolah ke pasar, untuk menjahit keresek kaki, karena kebetulan aku di terima menjahit keresek kaki , di pasar. Dan bekerja Jumat – Sabtu pulang sekolah. Aku tekuni pekerjaan itu, karena kata bos baru aku tu, aku akan di kasih gaji Rp 50.000,00 perbulan. Aku berfikir lumayan untuk mengganti uang orang tuaku, walaupun mereka gak minta ganti.
Tapi... sayang seribu sayang, setelah bekerja Dua bulan, aku belum juga di gaji. Sampai akhrnya, aku sadar aku hanya dimanfaatkan bos ku yang tak punya hati itu. Dan otomatis, aku gagal lagi dan gagal lagi !!!!
Sampai sekarang, aku belum bisa mengembalikan kepercayaan orang tuaku serta Wali Kelasku dan aku juga belum bisa mengganti unag orang tuaku, untuk mengobati kekecewaannya.
Sekarang aku sadar mengembalikan kepercayaan dari seseorang itu, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, setelah kita menghianati kepercayaan mereka yang telah sangat percaya kepada kita. Dan jika ingin bertindak sebaiknya minta pendapat terlebih dahulu, terutama kepada orang tua kita, yang kasihnya tak lekang oleh waktu, dan tak pudar oleh hujan. Karena orang tua pasti menyayangi anaknya, seberapun kita telah berbuat salah.I am sorry for all the mistakes I had done, and I promise not to repeat it again. I love you Mom, Dad.
SELESAI