Tak ada yang ku lakukan di sore ini selain duduk memandang lautan yang terbentang luas di hadapanku. Membawaku dalam ketenangan yang memebuatku hanyut dalam keagungan sang Khalik. Betapa besarnya kuasa sang Pencipta yang begitu hebat sehingga dengan mudahnya ia menciptakan karya yang begitu indaha hanya dengan sentuhannya yang begitu dahsyat. Mambuatku terpesona dengan keindahan sang senja yang akan menenggelamkan sang surya yang telah menyinari hari tanpa merasa lelah.
Ditemani burung-burung camar yang terbang kesana kemari membuatku tidak pernah merasa bosan saat duduk di sore hari, hanya untuk menantikan matahari terbenam dibalik sang senja dan menyambut sang malam tiba. Dan berubahlah langit kemerahan berubah menjadi langit yang hitam legam penuh bintang.
Sore ini,seperti biasa aku duduk di pinggir pantai menanti matahari terbenam. Bagiku itu adalah pertunjukkan yang sangat mengagumkan. Aku senang jika berada disini, terkadang aku juga suka bermain air di tepi pantai. rasanya semua penat di pikiranku lepas semua dan ringan rasanya pikiranku seolah tak ada satu pun beban yang melekat dalam hidupku ini.
Aku merasa bahagia jika merasa disini. Di tempat inilah aku habiskan semua sedihku, semua masalahku, semua kebahagiaanku ini. Seolah pantai ini adalah sahabat yang selalu ada untukku. Namun, kali ini aku tak sendiri. Aku ditemani temanku bernama Dewi. Dewi adalah teman baikku sejak aku duduk di bangku SMP. aku senang jika bersamanya dia selalu bisa untuk menghiburku dengan cerita-ceritanya yang selalu membuat aku tertawa. Namun, aku jarang sekali pergi bersamanya paling tidak aku seminggu sekali aku pergi bersamanya. Maklum, dia sangat sibuk dengan kegiatannya dirumah, disekolah, dan di tempat bimbelnya. Sedangkan aku takpunya kegiatan lain selain sekolah dan menulis cerpen.
Ah,, bosannya… hanya ini saja yang aku lakukan setiap hari. Aku butuh teman untuk menemani hariku yang membosankan ini. Tapi untunglah saat ini ada Dewi yang menemaniku. Aku jadi tidak merasa sepi. Aku senang dewi mau menemaniku melihat matahri terbenam sore ini.
Rasa haus melanda tenggorokan kami. Aku pun memesan dua gelas es kelapa di sekitar pantai. Ah,, segar sekali rasanya… kami pun menikmati es kelapa tersebut sambil menertawakan cerita yang dibawakan dewi untuk menghiburku. Aku sangat senang sekali.
Aku sempat meledeknya dengan lelucon yang biasa kami tertawakan. Dewi pun tertawa dengan lepasnya. Dia nampak senang rupanya. Aku sangat bahagia jika orang yang berada di dekataku merasa senang bersamaku. Ya, seperti saat ini. Aku merasa seolah akulah orang ynga paling bahagia saat ini. Andai tiap hari aku bisa seperti ini. Aku pasti adalah salah satu orang yang paling bahagia di dunia ini..
Tuhan, terima ksih kau telah memberikanku kesempatan dalam hidupku ini untuk merasakan bahagia saat ini. Dan terima kasih kau telah memberikanku teman yang baik seperti dia, yang bisa menghiburku dengan canda tawanya. Namun disela canda tawa kami, tiba-tiba suara handphone milik Dewi berdering. Rupanya ibunya dewi menelepon, untuk menyuruh dewi agar segera pulang karena ada acara keluarga di rumahnya. Dan mau tidak mau, dewi harus segera pulang dan tak bisa menemaniku melihat matahari terbenam. Dengan berat hati aku harus merelakan dia pergi. Tapi tak apalah toh, masih ada hari esok. Lalu diapun pergi dan mengucapkan salam sambil melambaikan tangannya untukku. Aku pun hanya membalas dengan senyuman.
Ah,, sepi melanda dalam hatiku. Sendiri lagi.
Oh, tuhan mengapa aku harus habiskan sedihku ini sendirian? Padahal aku punya teman yang bisa menghiburku saat ini. Aku bukan manusia yang hebat yang bisa menelan rasa sedih dihatiku sendirian dan melupakannya begitu saja. Aku bukan manusia yang kuat, yang bisa menghadapi semua masalahku sendirian dan membiarkan masalah itu selalu hinggap di pikiranku lalu mengacuhkannya begitu saja. aku tak bisa. Aku tak sanggup…
Kini hanya ada langit sore yang menemaniku. kini hanya ada sepiku dalam senja ini. Sedih menyelimuti hatiku yang sepi. Tak ada yang menemaniku saat ini. Tak ada yang bisa mengihiburku lagi di saat aku sedih. Tak ada tempatku mencurahkan semua keluh kesah ku. Air mataku terus menetes membasahi pasir pantai yang ku pijaki.
Tak ada seorang pun yang memperdulikanku. tak ada satu pun orang yang mau tahu apa yang telah terjadi padaku. Aku terpaku menatap lautan yang terbentang luas di hadapanku. Aku berjalan menyusuri pantai memandang orang satu per satu. Yang terkadang aku sering merasa iri ketika melihat beberapa orang yang sepertinya mereka adalah satu keluarga. Mereka nampak sangat bahagia ketilka ku lihat mereka sedang bermain air sambil foto-foto. Sungguh keluarag yang sangat bahagia, bermain penuh dengan canda tawa. Penuh kehangantan dan kasih sayang.
Ku iri dengan mereka. Aku ingin sekali marasakan suasna kebersamaan dengan keluarga ku sendiri. Aku sangat merindukan kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga ku. Namun mimpi itu tak akan pernah bisa jadi kenyataan, setelah orang tua ku berpisah. Dan aku tak memilih untuk iku tinggal bersama ayah atau ibu. Aku hidup sendiri. Dan semenjak itu sudah tak ada kabar lagi dari mereka. Namun terkadang mereka masih mengirimkan uang untuk biaya hidupku. Namun sejak SMA aku tak mau menyusahkan mereka lagi dan aku mulai bekerja untuk memenuhi kabutuhan hidupku sendiri.
Tuhan,, aku rindu mereka… apakah mereka tau betapa rindunya aku kepada mereka?
Tuhan,, aku ingin mereka bersatu lagi.
Aku ingin sekali merasakan cinta dan kasih sayang dari mereka.
Kemana mereka yang begitu sayang padaku, yang begitu mencintaiku?
Tuhan,, apakah mereka juga merindukan aku yang hidup sebatang kara ini?
Tuhan,, dengarkanlah doaku… aku ingin sekali semua kembali seperti dulu. Aku ingin keluargaku kambali bersatu lagi. Mejadi keluarga kecil yang penuh kebahgiaan.
Tuhan jangan biarkan aku menangis sendirian disini seolah tak ada lagi harapan dalam hidup ini.
Aku terus berjalan bersama harapan dalam hidupku. Kulihat semakin lama matahari makin turun. Aku tersenyum memandang matahari sore dan terus memandangnya dengan penuh harapan. Kini senja di pantai inilah yang akan menjadi kelurga untukku. Senja di pantai inilah yang akan menemaniku dalam suka dan duka. Senja inilah yang akan selalu memberikanku kasih sayang dan cintanya. Oh,, senja aku mencintaimu.
Senja bawa aku tenggelam ke dasar laut yang dalam. Senja ajak aku bercinta hari ini.aku sangat merindukanmu. Peluk aku dan jangan pernah lepaskan pelukanmu. Beri aku sedikit kehangatan yang kau miliki dari sang matahari sore. Basuhlah hatiku yang usang dengan ombak laut yang menerpa batu karang. Usap air mataku dengan lambaian daun dari pohon kelapa. Belai rambut panjangku dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi. Bawa semua sedihku bersama air laut yang berbuih di tepi pantai. senja cintai aku sepenuh hatimu. Jangan pernah kau lupakan aku meski kau harus pergi dan berganti dengan malam yang gelap. Sebelum kau terbenam, berjanjilah padaku bahwa kau akan kembali menemuiku dan memanjakanku lagi dengan semua cintamu. Dan terbenam lah bersama matahari sore. Dan ucapkanlah salam perpisahan melalui suara debur ombak dilaut. Sampai jumpa cintaku… (Cinta Senja)
Karya Cerpen : Jerry Indah Lestar
Sekolah : SMPN 157 JAKARTA