Aku hanya lah prempuan biasa yang tak mengrti sedikit pun bagai mana caranya untuk memaknai hidup ini agar terlihat indah. Aku ingin sekali bisa memberi sedikit cahaya dalam hidup ku dan hidup orang lain. Agar terang, bercahaya, dan berkilau seperti kunang-kunang di malam hari, yang membantu bulan untuk menerangi malam. Walau pun suatu hari nanti, kunang-kunang itu akan mati dan tak bisa lagi menemani bulan untuk menyinari malam yang kelabu. Tapi mimpi tetap saja mimpi, tak ada yang berbeda dengan mimpi yang lain.
Aku dan malam yang gelap ini, tetap terdiam tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutku. Sepi, sunyi, sendiri… hanya itu yang ada dalam setiap malam ku. Kadang kala aku sering melamun saat malamku. Tentu saja lamunanku hanya tentang orang-orang yang aku sayangi. Aku sangat merindukan mereka. Yang kini mereka telah sulit aku jamah saat ini. Karna jarak, waktu, dan keadaan yang memisahkan kami.
Malam terasa dingin ketika hujan mengguyur malam yang gelap ini. Suara rintik-rintik hujan memecah kesunyian di malam yang sepi ini. Ku tarik selimut dan aku pejam kan mataku dan tidur dengan rasa rindu yang menggelayuti pikiranku. Dan aku tetap berharap semoga malam ini aku dapat bertemu dengan orang yang aku sayangi di dalam mimpi. Ya,, walau pun hanya dalam mimpi aku sudah sangat bersyukur dan merasa bahagia. Lalu aku pun terlelap dalaam malam yang dingin, gelap,sunyi, dan sepi ini.
Namun, ditengah tidurku yang lelap ini tiba-tiba aku terbangun. Entah apa yang membuatku terbangun dari tidurku ini. Kulihat handphone bututku, dan jam menunjukkan pukul 01.12. tak lama berselang sebuah pesan singkat masuk dari kekasih ku yang jauh di sana, yang berbunyi:
“Sayang, maafkan aku. Aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Orang tuaku telah menjodohkan ku dengan perempuan lain. Kita tak bisa melanjutkan hubungan ini. Dua bulan lagi aku akan bertunangan dengan perempuan pilihan orang tuaku. Maafkaan aku. Untuk terakhir kalinya aku ucapkan, kalau aku MENYAYANGI kamu. Lupakanlah aku, dan jalanilah hidup mu yang baru tanpa aku. Maafkan aku. Selamat malam…”
Sejenak hatiku tersentak.” Ya, Allah… kenapa ini semua harus terjadi pada ku? Kenapa aku harus kehilangan orang yang aku sayangi, bahkan aku cintai selama ini. Apakah ini takdir darimu? Sudah cukup aku kau pisahkan jarak antara aaku dengannya, tapi kini aku harus kehilangan dia seutuhnya. Cobaan apa lagi yang akaan kau berikan padaku??” Pertanyaan itu terlintas dalam pikiranku.
Tak adil rasanya. Ingin rasanya aku menangis. Menangis sekeras-kerasnya. Aku sangat manyayanginya, tapi kenapa aku harus kehilangan dia. Sakit rasanya ini setelah membaca pesan singkat itu darinya. Namun, apa daya? Aku harus menerima kenyataan ini. Dan manjalani hari-hari ku seperti biasanya.
Malam ini ,aku tak bisa tidur. Aku masih belum bisa menerima kenyataan ini. Aku shock dengan kejadian tadi.¬ Sejenak, aku kembali teringat dengan kenangan masa laluku dengannya. Kubuka album foto yang berisi foto-fotoku dengannya sebelum aku meninggalkannya untuk meneruskan sekolahku di sebuah perguruan tinggi di jogja. Tanpa sadar, air mataku menetes satu per satu mambasahi sebuah halaman pada album foto itu. Pada halaman itu, terdapat foto aku dengan dia, yang diambil saat rahun baru dua tahun lalu. Masih ku ingat saat itu kami tengah duduk di bawah pohon sambil makan es krim yang ia belikan waktu itu. Sungguh kenangan yang sulit kulupakan. Tak sanggup aku untuk melupakan kenangan itu. Kenangan yang amat sangat indah bersamanya. Sesak terasa di dadaku saat ingat kengan itu.
Aku pun menutup album foto itu, dan kemabali terdiam dalam malamku. Entah mengapa, hujan belum juga reda hingga sekarang. Udara dingin membuat dadaku semakin sesak. Sakit terasa di dihati, tak tahan rasanya aku dengan kenyataan ini.
“Oh,, tuhaan… tak sanggup aku menghadapi ini semua.”
“Adakah ia tahu betapa besarnya cintaku padanya? Apakah ia tahu betapa sakitnya hati ini, saat ia mengakhiri hubungan ini?”
“Tuhan,, apakah kau akan memberikan seseorang untuk menemaniku?”
Jeritku dalam hati.
Malam, temani aku malam ini. Biarkan aku menangis dalam pelukanmu wahai malam. Tenangkan aku dari segala gundah dihatiku. Manjakan aku dengan belaian lembut oleh desiran angin mu. Hanya engkau yang selalu ada untukku. Hanya engkau yang selalu menemaniku saat suka dan duka. Tak ada yang lain hanya kamu. Biarkan aku selalu bersahabat dengan gelapmu. Malam, turunkan sang bulan untuk menghiburku. Malam, datangkan sang bintang untuk menemani tidurku nanti. Dan biarkan aku terlelap dalam buaian sang malam….
Dalam sepi ku, kusadari bahwa tuhan begitu sayang padaku. Tuhan telah berikan malam indah untuk menemaniku saat ini. Menggantikan dia yang telah pergi meninggalkan aku. Menggantikan cinta yang usang dengan belaian sayang sang malam. Terima kasih tuhan…
Terhanyut debngan suasana malam ini, aku pun terlelap di sisa malamku. Semoga, esok hari aku telah dapat menjalani hidupku tanpa dirinya. Dan semoga ia dapat bahagia dengan wanita pilihannya. Amiin…
Sang cinta telah pergi. Terbanglah bersama bahagiamu. Biarkan aku sendiri, biarkan ku berlari mengejar bayangan mimpi yang ingin ku capai. Dan biarkanlah,serpihan sisa cintaku yang telah hancur tersapu angin di senja hari. (sang malam)
Pencipta Cerpen : Jerry Indah Lestari
Sekolah : SMPN 157 JAKARTA