Love is Punishment
Aini, Mila dan Tita adalah tiga sekawan yang selalu ada dalam suka dan duka. Mereka bersekolah di SMK 6 Paguyupan. Walaupun menurut cerita yang mereka dengar dari Pak Abu penjaga SMK itu, mereka tidak takut karena mereka tahu kalau SMK itu adalah SMKterbaik di daerahnya.
Menurut Pak Abu yang telah menjadi penjaga SMK sejak tahun 1981 itu, sekolahnya itu angker banget. Hal ini juga tidak jelas apa penyebabanya. Menurut cerita sih, dahulu pada tahun 1981 itu ada siswa kelas X.4 yang bunuh diri karena patah hati akibat cintanya ditolak oleh seorang cewek yang namanya Lina.
Kata teman – teman sekelasnya, Lina itu sopan , baik , sangat bershabat , “macan” alias manis dan cantik. Dia selalu berangkat ke sekolah dengan gayanya yang keren tapi sederhana. Hal ini membuat banyak cowok yang naksir sama dia. Bahkan ketua OSIS nya sendiri. Tapi tidak sedikit juga yang dia tolak jadi pacarnya dia. Nah, ketua OSIS inilah yang bunuh diri. Namanya Rio, dia itu ganteng banget , baik , dan cerdas. Tapi entah apa sebabnya dia patah hati gara – gara Lina. Sampai ia bunuh diri seperti itu. Kasihan juga kan ? Padahal kalupun Lina menjadi pacarnya Rio nggak ada salahnya tuh, soalnya mereka itu bernasib sama. Maksudnya sama – sama jadi rebutan cowok dan cewek.
☻☻☻
Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan, karena sekarang adalah waktunya pengumuman pemilihan ketua OSIS yang ke-18 di sekolahnya Aini, SMK 6 Paguyupan. Menurut guru – guru yang mengajar di SMK itu, pemilihan ketua OSIS tahun ini sangatlah rumit. Karena kedua kandidatnya memiliki kemampuan yang tidak jauh beda. Selain cantik, sopan dan bersahabat dengan teman – teman sesekolahnya. Dia juga menjadi juara umum di sekolahnya. Ya… jelas saja banyak cowok – cowok di sekolahnya itu yang naksir sama Aini.
Sedangkan kandidat yang kedua adalah Aldi. Kemampuan Aldi juga tidak kalah dengan Aini. Selain ganteng, pintar, baik dia juga pandai menyanyi bahkan Aini dan Aldi selalu bersaing disegala bidang. Oleh karena itu voting atau hasil pemungutan pemilihan suara untuk memilih ketua OSIS dalam kesempatan ini seri. Aini dan Aldi sama – sama memperoleh jumlah suara ±150 suara.
Dengan sifat Aini yang tidak pernah menyerah , tidak mau kalah dan agak sombong itu, Aini merasa tersaingi oleh Aldi. Dan hal itu membuat Aini tidak suka kepada Aldi , sehingga setiap bertemu dengan Aldi, Aini selalu menunjukkan rasa benci dan rasa dendam yang telah mengakar dihatinya.
☻☻☻
Siang hari ini pada jam istirahat, guru- guru mengadakan konsultasi dalam rangka pemutusan ketua OSIS yang ke-18. Kepala sekolah pun member pengumuman.
“Kepada seluruh siswa dan siswi, pada jam istirahat, guru – guru mengadakan konsultasi dalam rangka pemutusan ketua OSIS. Untuk itu, kepada seluruh siswa diharapkan berkumpul di aula sekolah setelah jam istirahat. Sekian dan terima kasih.”
Pengumuman ini membuat suasana menjadi ribut. Mereka bertanya – tanya tentang siapa yang akan terpilih menjadi ketua OSIS yang baru. Bahkan diantara mereka ada yang taruhan sampai cekcok.
“Aldi…. Di, gue yakin yang bakalan kepilih jadi KO yang baru pasti loe, kan loe yang paling banyak disenangi cewek, terus keren lagi,” puji Valent.
“KO??? Berarti Aldi kalah dong Val???” tanya Alif.
“Alif… Lif. KO itu maksud gue K…E…T…U…A…O…S…I…S alias ketua OSIS baru boo… capcus deh chiiiin,” ujar Valent dengan gayanya yang rada – rada kebancian itu.
“Udah… udah, ngapain juga cekcok dan bertengkar hanya gara – gara gitu doing tau nggak. Tapi, kalau menurut feeling gue Aini deh yang bakal jadi KO baru soalnya pendukungnya kan banyak,” kata Aldi.
“Loe kok pesimis gitu sih Di….” Tanya Alif.
“Iya, loe nggak asyik deh Di,” ujar Valent.
☻☻☻
Tiba – tiba Aini, Mila dan Tita dating dengan langkanya yang judes. Seperti kebiasaannya Mila dan Tita selalu saja berebutan untuk mendekati Aldi.
“Aldi… apa kabar???” Tanya Mila dengan gaya yang centil.
“Iiiih.. apa – apaan sih loe, ganggu – ganggu Aldi, dia itu maunya cuma dekat gue!” kata Tita.
“Kalian itu kenapa sih?” tanya Aini .
“Idiiih…Miss.Judes datang nih bro,” Ledek Valent.
“Iya… Val,” kata Alif.
“Eh Aldi,yang katanya paling ganteng, paling cakep atau apaan deh. Dengar ya!! Yang bakalan jadi OSIS leaderitu gue, secara gue itu kan keren !!!” ujar Aini dengan sombongnya.
Tiba – tiba Afri datang membawa suatu berita buat Aldi.
“Aldi, loe dipanggil kepala sekolah di ruangannya!”
Aldi pun bergegas menemui kepala sekolah.
“Idiiih... sombong banget sih loe!!”
“Aini, kamu kenapa sih ??? nanti kamu termehek – mehek lho,” goda Tita.
“Nggak bakalan !!!” bantah Aini.
☻☻☻
Sesaat kemudian, jam istirahat kedua habis. Sesuai pengumuman mereka berkumpul di aula sekolah.
“Seluruh siswa yang kami sayangi, dengan mempertimbangkan semua aspek. Kami memutuskan. Bahwa yang menjadi ketua OSIS adalah..... Aini...!!! untuk itu, kepada Aini dimohon untuk tampil ke pentas.”
Gemuruh tepuk tangan mengiringi Aini. Hatinya berbunga – bunga seakan – akan baru saja jadian. Dia seperti melayang karena dipuji ribuan cowok. Ya... seperti itulah kesombongan Aini.
“Dan untuk mendampingi Aini, kami menunjuk wakil ketua OSIS yaitu... Aldi, dipersilakan menuju ke pentas.”
Setibanya di atas pentas Aldi pun dengan bangga mengucapkan selamat kepada Aini.
“Selamat ya Aini, akhirnya loe berhasil juga menjadi ketua OSIS baru di sekolah kita ini , gue salut sama loe,” puji Aldi.
“Terus apa hubungannya sama loe??? Jangan sok care dan jangan sok peduli, loe pikir gue peduli apa sama semua pujian loe,” kata Aini.
“Siapa yang sok care Ai, gue itu beneran care sama loe”
“Bodo amat sama care loe itu”
“Tapi Ai..”
“Hidup loe aja yang perlu loe cere-in, lihat aja tuh nggak pernah beres!!!”
“Ya Ai... gimana mau beres kalau pikiran gue nggak pernah tenang.”
“I dont care, what ever , up to you. Ingat ya Aldi thanks banget buat ucapan selamatnya tentu saja dengan berat hati gue ucapin. Tapi, gue nggak bakalan pernah lengah karena gue yakin kalau loe pasti bakalan menusuk gue dari belakang, loe itu licik.”
“Ya nggak lah Ai, gue kan su…”
Pembicaraan Aldi terputus karena kepala sekolah sudah mempersilakan semua siswa untuk bubar.
“Aini… selamat ya, karena akhirnya semua keinginan loe terwujud,” puji Mila.
“Ya Ai.. jadi kapan kita makan – makan nih???” ujar Tita.
“Dasae loe Tit, makan aja yang dipikirkan. Pantesan aja badan loe itu super biggest,” ledek Mila.
“Udah, jangan bertengkar kalian pasti gue traktir sepuas – sepuasnya,” kata Aini.
Mereka pun segera pergi ke kelas. Sebelum tiba di kelas Aldi pun menghalingi jalannya Aini.
“Aini tunggu… gue mau nyambung pembicaraan gue tadi,” kata Aldi.
“Hmmm…. Ai kita berdua pergi dulu ya? Nanti kita ganggu lagi!” ujar Tita.
“Iya nih Tit nanti gue sama Tita ganggu kalian berdua kan nggak fair, soalnya kita jadi kambing congeknya doang,” ujar Mila.
Mila dan Tita pun pergi.
“Loe mau ngomong apaan Di, jangan yang aneh – aneh ya ?” ujar Aini.
“Loe masih ingat kan yang gue bilang tadi ???” tanya Aldi.
“Masih, terus kenapa ???”
“Tadi ada pembicaraan gue yang terpotong, gue mau bilang itu sekarang,” kata Aldi.
“Apaan? Jangan yang aneh – aneh ya???”
“Gue mau bilang kalau… kalau gitu su..suka sama loe”
“Terus apa hubungannya sama gue???”
“Loe mau nggak jadi pacar gue???”
“Apa jadi pacar loe ? nggak salah tuh. Nggak level gue sama loe! Gue itu kan keren sedangkan loe … huh nggak masuk tipe gue banget.”
“Tapi Ai.. gue serius.”
“Gue nggak peduli keseriusan loe. Makan aja keseriusan loe itu sendiri. Dan loe harus ngerti sdampai kapanpun, gue nggak bakalan mau jadi pacar loe bahkan teman loe sekalipun. Asal loe tau gue udah nganggap loe sebagai musuh terbesar gue. Udah pergi loe sana buang – buang waktu gue aja!!!”
Aldi pun kembali ke kelas. Hatinya sangat sedih. Hancur, karena sudah disakiti oleh cewek yang dia sukai dan dia sayangi. Sedangkan Aini pergi ke toilet.
“Idiiih… ngapain juga gue jadi pacarnya dia, persetan tuh ama cintanya dia. Egghh… dasar cowok gak beres tuh anak.” Ratap Aini.
☻☻☻
Setibanya di toilet Aini mencuci wajahnya . dia menengok ke kaca di toilet itu, Aini sangat terkejut karena dia melihat seseorang di belakangnya dari kaca itu. Tetapi setelah dia berbalik badan ternyata tidak ada satupun orang disana.
“Hey… siapa loe?? Kalu berani keluar!!! Bentak Aini.
Aini beranjak ke sudut tembok, bersandar di dinding. Suasana di toilet cewek itu semakin seram. Aini merinding ketakutan , berkeringat dingin. Tiba – tiba seseorang menyentuh pundaknya. Dia sangat terkejut. Aini pun berteriak.
“Aaaah… tolong,”teriak Aini.
“Loe kenapa Ai? Kenpa loe berteriak???” tanya Tita.
“Tadi.. tadi.. ada ada… han hantu Tit!”
“Aduh Ai, nggak ada hantu disini, semua itu cuma mitos!”
“Siapa bilang tidak ada hantu disini!”
Hantu itu datang, wajahnya sangat menyeramkan. Suaranya membuat Aini dan Tita sangat ketakutan . Tita pun pingsan dan tergeletak di lantai toilet. Aini menjadi semakin ketakutan, ia bingung. Apa yang harus dilakukannya? Sedangkan hantu itu terus saja mendekatinya. Terus terus… dan akhirnya berada di depan Aini.
“A…a… apa mau loe? Apa salah gue sama loe?”
“Dimana hati nurani kamu Ai?” tanya hantu itu sambil melotot kepada Aini.
“kenapa kamu nyakitin hati Aldi??? Dia sangat tulus sama kamu, tapi kamu jangan menyesal kalau Aldi nantinya hilang dari hadapan kamu selamanya!”
Hantu itu pun hilang seketika dan hal ini membuat Aini sangat takut. Baru kali ini dia seperti itu. Biasanya dialah yang membuat orang lain takut dengan kejudesan dan kesombangan yang dimilikinya.
Tanpa menghiraukan temannya yang pingsan dan tergeletak itu, Aini langsung berlari untuk kembali ke dalam kelasnya.
☻☻☻
Setibanya di kelas Aini langsung duduk. Wajahnya pucat, badannya menggigil ketakutan. Hal ini membuat semua teman sekelasnya menjadi bingung. Kenapa Aini takut? Bukankah dia baru saja diangkat menjadi ketua OSIS? Semua teman – temannya bertanya kepada Aini. Tetapi, Aini tidak menghiraukannya. Ia hanya termenung ketakutan.
“Ya Allah.. apa salah gue? Kennapa gue nggak dibiarin hidup tenang? Kenapa gue harus dihantui sama orang itu hanya gara – gara gue nolak Aldi?” ratap Aini.
Hantu itu datang lagi. Aini terkejut. Entah kenapa dia selalu ngejar – ngejar Aini.
“Ngapain lagi loe ke sini? Jangan ganggu gue lagi!
Semua teman – teman Aini menjadi heran.
“Kamu kenapa Ai??”
“Tuh liat orang itu datang lagi. Ganngu gue!!!”
Suasana kelas menjadi diam sesaat. Mengapa Aini bilang seperti itu? Padahal di dalam kelas itu tidak ada orang asing selain siswa X.4 . kemudian mereka kembali ke tempat duduk masing – masing, mereka menertawai Aini dan mengejeknya. Tetapi hantu itu datang lagi. Ia membekap mulut Aini.
“Diam Aini! Jangan berteriak lagi.”
“Tetapi kenapa loe masih ganggu gue?”
“Yakin? Loe mau tahu siapa gue??”
Aini mengangguk , ia semakin penasaran tentang asal usul hantu itu.
“Ok Aini, gue Ri. Gue pernah naksir sama mama loe ,Lina. Padahal gue nggak mau ganggu loe, kat\rena gue tau kalo loe anaknya Lina.”
“I..iya tapi kenapa? Kenapa loe ganggu gue? Apa salah gue?
“Gue nggak mau peristiwa dulu itu terjadi lagi hanya disebabkan oleh keturunan yang sama. Gue nggak mau kalu korban mati bunuh diri karena cinta hanya gara – gara loe dan mama loe itu.”
“Apa maksud loe?”
“Gue tau Ai.. kalo loe baru saja nolak Aldi, selama ini gue memang diam saja atas semua perbuatan loe. Tapi sekarang… apa loe tau kalu Aldi itu banyak berkorban buat loe?”
“Berkorban apaan? Dia itu musuh gue!!”
“Apa loe tau apa yang dibilang kepala sekolah sama Aldi? Aldi itu berusaha membujuk kepala sekolah supaya loe itu yang jadi ketua OSIS. Padahal yang sebenarnya adalah Aldi. Dia itu udah rela Ai.. demi loe … bahkan loe nggak nyadar Aldi yang nyelamatin loe dari kecelakaan yang satu tahun lalu loe alamin. Tidak hanya itu… Aldi uga…”
“Stop…. Gue nggak tau apakah omongan loe itu benar atau nggak!! Tap, kalu iya gue bakalan minta maaf sama dia sekarang juga.”
Hantu itu pun hilang seketika setelah Aini berjanji akan minta maaf sama Aldi. Bersamaan debgan itu bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa pulang dan begitu juga dengan Aini.
Aini mencari Aldi. Tetapi setelah dia melihat Aldi dan memanggilnya,Aldi pun pergi tanpa menghiraukan Aini. Padahal sebenarnya ia sangat mengharapkan Aini. Aldi mengambil kunci motornya dan mengendarainya dengan begiu kencang.
“Apa maunya Aini? Apa dia mau ngejek gue lagi? Apa dia nggak puas dengan semua ejekannya itu? Mungkin dia nggak tau bagaimana pengorbanan gue sama dia!!! Bahkan nyawa sekalipun akan gue relain demi dia.”
Aldi terus saja berbicara sendiri, ia merenungi semua nasibnya. Dia berfikir kalau nasibnya itu sangatlah menyedihkan. “Apa ada orang lain yang bernsib sama seperti gue ?”
“Aldi… berhenti dulu Aldi!!!” Aini mengejar Aldi , ia membuang semua bawaannya.
“Aldi… Aldi… gue mohon berhenti dulu…. Ada sesuatu yang mau gue omongin.”
“Apa… apa, Aini … apa loe mau ngejek gue lagi???” tanya Aldi sambil mengendarai motornya dengan agak pelan. Sedangkan Aini terus berusaha mengejarnya.
“Nggak Aldi… gue mau minta maaf…!” teriak Aini dijalanan yang sangat ramai.
“Apa… pa… gue nggak dengar Aini, tolong lebih keras !!”
“Loe berhenti dulu Aldi … gue mau ngomong serius sama loe!”
Aldi pun berhenti. Hatinya sangat senang. Tetapi alangkah malangnya, sewaktu Aldi akan membalikkan motornya, sebuah truk tronton pun datang dengan kecepatan tinggi. . aldi tertabrak. Tubuhnya terpental ke arah Aini. Lalu lintas macet seketika. Tubuh Aldi berlumuran darah. Semua teman – teman sesekolahnya berkumpul melihat kejadian itu.
“Ada apa… ada apa???” tanya Mila. Loh, loe kenapa Aini?”
Aini tidak menjawab. Ia terdiam melihat Aldi yang sudah berlumuran darah.
“Ayo cepat – cepat panggil ambulance!!!” kata seseorang yang juga berada dalam keriumunan itu.
Sesaat kemudian, ambulance pun datang. Para petugas menggotong Aldi munuju ke dalam ambulance. Hantu itu pun datang lagi.
“Aini… mana janji loe??? Mana??? Bukankah loe udah janji sama gue???” ujar hantu itu dengan suaranya yang menyeramkan.
“Hmmm… hmmm..!!!”
“Apa loe tau kalau gue itu juga mati gara – gara mama loe! Gue jadi hantu kayak gini karena mama loe, belum minta maaf sama gue atas ucapan itu. Gue nggak tenang. Makanya gue menghantui loe untuk membalaskan dendam gue.”
Aini pun segera berlari keluar dari kerumunan orang – orang yang melihat peristiwa naas itu. Dia sangat syok, dia merasa sangat bersalah sama Aldi. Aini pun pulang dengan taksi.
Sedangkan Aldi, setibanya setibanya di rumah sakit, dia selalu memanggil dan menyebut nama Aini, Aini dan Aini. Teman – teman Aldi yang mengantarkannnya ke rumah sakit mengira bahwa Aini lah yang menyebabkan semua kejadia naas ini. Tetapi tidak lama setelah Aldi menyebut – nyebut nama Aini, Aldi pun meninggal dunia. Betapa malangnya nasib Aldi, meninggal secara tragis dan menyeramkan.
☻☻☻
Keesokan harinya, teman akrabnya Aldi, Valent dan Alif datang pagi – pagi sekali. Mereka kelihatan sangat kesal.
“Hai teman – teman … sini dulu deh!!!”
“Ada apa?? Ada apa??”
“Kalian tau kan yang terjadi kemaren???” tanya Alif.
“Ya, karena kecelakaan itu, eegghh… Aldi… Aldi… meninggal!!” sambung Valent.
“Dan kalian tau siapa yang melakukan itu??? Aini. Aini orangnya!”
Semula mereka tidak percaya, tetapi Valent dan Alif terus memprovokasi teman – teman di sekolahnya. Sesaat kemudian Aini datang.
“Pagi semua….” Salam Aini seperti biasanya. Tetapi tidak seperti biasanya, semua teman-temannya Aini tidak menggubris sama sekali.
“Kalian kenapa???? Hayo… lupa sarapan ya???? Lemas gitu.”
“Iya Aini. Untuk apa kita semua menggubris pembunuh kayak loe,” ujar salah satu temannya.
“Loe udah ngebunuh Aldi, Aini!!!”
“Apa??? Jadi.. jadi…”
“Iya, Aldi meninggal!!! Dan semua itu gara – gra loe! Dasar –pembunuh!” ujar Valent.
“Itu nggak benar!!!”
Mila dan Tita pun datang. Mereka heran dengan yang terjadi pagi itu. Jarang – jarang sekali kelas mereka ribut. Padahal masih pagi.
“Ada apa??? Kok ribut??? Lho Aini kok nangis??” tanya Mila penasaran.
“Eh Mila, Tita! Teman yang loe bangga-banggain itu pembunuh! Dia udah ngebunuh Aldi. Cowok kesukaan loe berdua.”
“Apa??? Aini ngebunuh Aldi??? Benar Ai???” tanya Tita.
“Iya tuh!!! Ngaku aja!!” kata teman – teman yang lain.
Mila dan Tita sngat tidak percaya dengan semua kenyataan itu. Mereka meledek Aini sebagai pembunuh. Aini pun berlari keluar kelas. Tapi, dia dihalangi oleh hantu itu lagi.
“Aini… loe udah ngebunuh Aldi??? Mana janji loe sama gue???”
Hantu itu terus saja mendesak Aini. Ia terus mendekati Aini. Dekat… dekat dan semakin dekat.
“Loe itu sama aja dengan mama loe! Sama-sama pembunuh orang yang suka sama kalian. Gue! Dan Aldi. Dimana hati nurani loe sama mama loe itu??? Dimana???” bentak hantu itu.
Karena ketakutan Aini pun berlari tanpa arah dan tujuan. Ia sangat menyesal karena telah membuat Aldi meninggal. Bahkan dia belum sempat mengatakan kata maaf kepada Aldi.
Karena kecapean berlari, Aini pun terhenti di sebuah jembatan. Ia menangis tersedu-sedu. Kemudian… ada seseorang menyentuh pundaknya.. tangannya sangat dingin dan kaku. Aini punmenoleh ke arah orang itu.dan ternyata itu Aldi. Aini terkejut.
“Aldi… loe masih hidup??? Jadi iyu semua salahkan??? Loe belum meninggal!!!”
“Siapa bilang Aini??? Ini semua gara-gara loe, gue sekarang sudah mati…mati…mati!!! Loe memang selalu mempermainkan gue!”
Hantu Aldi terus mendesak Aini. Aini tidak bisa menghindar karena setiap dia akan menjuah, hantu Aldi itu selalu menghalang-halanginya. Akhirnya Aini berdiri di tepi jembatan itu.
“Sudah Aldi… nggak bermaksud nebunuh loe… gue cuma mau bilang minta maaf sama loe. Ini semua sudah takdir,Aldi. Kita harus merelakan yang telah terjadi.”
Aldi pun terus mendesak Aini. Dan akhirnya… Aini pun jatuh dari atas jembatan.
“Byaaaarrr…..”
Aini pun tersentak, ia terkejut sampai-sampai ia jatuh dari ranjang tidurnya. Seketika lampu kamar Aini pun nyala dan suasana menjadi ramai.
“Surprise….”
“Happy birth day, Aini!”
“Iya selamat juga atas atas keberhasilan kamu menjadi ketua OSIS!!!”
Aini heran. Apa sebenarnya yang terjadi? Bukankah tadi dia terjatuh dari jembatan???
“Ada apa ini???” tanya Aini keheranan.
“Sudah lah AI…. Jangan pura-pura nggak tahu… sekarangkkan ulang tahun kamu,” ujar Mila.
“Jadi kamu nggak marah lagi nih???”
“Ih waw… siapa yang marah??? Emangnya ada apa???? Tanya Tita.
“Kita nggak marah sama Aini kan Tit???” ujar Mila.
Aini hanya mengiyakan perkataan teman-temannya. Kemudian dia mandi dan memaki pakaian pesta ulang tahunnya. Setelah berkumpul dengan teman-temannya, dia mendapatkan situasi yang baik-baik saja. Mila dan Tita tidak marah kepadanya. Begitu juga dengan teman-teman yang lain. Aldi juga tidak meninggal. Setelah itu barulah Aini sadar bahwa semua itu hanyalah mimpi belaka, yang mungkin terasa seperti kenyataan baginya. Ia sangat senang karena itu tidak benar-benar terjadi.
Aini tahu kalau dia memang suka kepada Aldi dan tidak akan pernah mengecewakannya. Dan dia juga tahu Aldi tidak akan rela melepaskan jabatannya deni Aini. Bukankah selama ini Aldi selalu jutek apabila bertemu Aini. Tapi Aini juga sadar kalu pacaran atau cinta itu belum penting untuk sekarang. Mungkin untuk saat ini Aini belum akan pacaran meskipun yang dia sukai Aldi, mengemis-ngemis untuk meminta Aini menjadi pacarnya.karena dengan pacaran akan membuat sekolah menjad tidak beres alias berantakan. Tetapi, itu bukan berarti kita tidak boleh pacaran, untuk saat ini belumlah saatnya. Apabla sudah tepat waktu dan saatnya, ya… semua itu tidak salah. Tidak ada yang melarang. Asalkan semua itu tidak bertentangan dan melanggar agama, adat dan hukum di daerah kita. Yang pasti, tidak merusak persahabtan dan pertemanan yang sudah terjalin erat.
By Nur Aisyah Putri
SMA N 1 Payakumbuh